Selasa, 12 Januari 2016

Benarkah Allah SWT tidak menghukum ketika kita berbuat Maksiat?

Assalammu 'alaikum

Sahabat Dakwah

Benarkah Allah subhanahu wata'ala tidak menghukum kita ketika kita bermaksiat??

Seorang santri bertanya kepada guru nya:

Berapa kali kita bermaksiat kepada Allah SWT dan Dia tidak menghukum kita???

Maka sang guru pun menjawab :

Berapa kali Allah subhanahu wata'ala telah menghukummu namun kamu tidak mengetahuinya?

Bukankah ketika dihilangkannya dari dirimu akan rasa ni'mat bermunajat kepada-Nya adalah merupakan sebuah hukuman?
Dan tidak ada musibah yang lebih besar menimpa seseorang lebih dari kerasnya hati...

Sesungguhnya hukuman yang paling besar yang mungkin kamu temui adalah sedikitnya taufik kepada perbuatan baik...

Bukankah telah berlalu nya hari-harimu tanpa bacaan Al Quran?  (itu adalah sebuah hukuman)

Bukankah telah berlalu malam malam yang panjang sedangkan engkau terhalang dari shalat malam?  (itu juga adalah sebuah hukuman)

Bukankah telah berlalu musim-musim kebaikan, Ramadhan, enam hari syawwal, sepuluh hari dzulhijjah, dan lainnya..., sedangkan engkau tidak mendapatkan taufik untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya... hukuman manalagi yang lebih banyak dari ini...?

Tidakkah engkau merasakan beratnya ketaatan?

Tidakkah engkau merasa lemah dihadapan hawa nafsu dan syahwat?

Bukankah engkau sedang diuji dengan cinta harta, kedudukan, dan popularitas..

Hukuman mana yang lebih banyak dari itu?

Bukankah engkau merasa ringan untuk berghibah, namimah dan dusta..?

Bukankah engkau tersibukkan untuk campur tangan pada hal yang tidak bermanfaat untukmu..?

Bukankah dengan engkau melupakan akhirat menjadikan dunia sebagai tujuan utamamu?

Tipuan ini tidak lain kecuali bentuk hukuman dari Allah...

Hati-hatilah anakku, sesungguhnya hukuman Allah yang paling ringan adalah yang terletak pada materi, harta, anak, kesehatan ...

Dan sesungguhnya hukuman terbesar adalah yang ada pada hati...

Maka, mintalah keselamatan kepada Allah, dan mintalah ampunan untuk dosamu...

Karena sesungguhnya seorang hamba yang diharamkan taufik untuk melakukan ketaatan karena sebab dosa yang menimpanya....  

Ternyata hukuman Allah yang terberat itu bukanlah hanya ketika kita kehilangan materi, harta dan jabatan, tetapi hukuman yang terberat dari Allah itu adalah ketika Allah subhanahu wata'ala telah menutup diri kita untuk dapat berbuat dan melakukan kebaikan-kebaikan.

Sumber : Ibu Yulvi PPA Bandung

polapertolonganallah.com "menjadikan tauhid sebagai solusi hidup"

Senin, 11 Januari 2016

Gigih Menawar

Assalammu'alaikum

بسم الله الرحمن الرحيم

Kadang, bahkan sering, kita perlakukan orang lain scr tdk adil, semena-mena.
Kalaupun org yg kita dzalimi itu diam, tdk otomatis mrk 'setuju' tp bs dipastiskian lbh krn tdk lg ada pilihan kecuali menerima kedzaliman kita. AstaghfiruLlah..

Dg gaya bertutur, ada yg mendeskripsikan kegigihan seorg ibu muda dlm menawar tiap kali berbelanja. Entah kisah ini fiksi atau fakta, smg menjd ibroh bg proses perbaikan diri kita. Kisahnya sbb:

"Sebagai istri saya tentu ingin disayang suami.
Belajar masak, rajin bersih-bersih rumah, berlaku lembut penuh cinta kepada suami, dan berusaha hemat dalam penggunaan uang belanja biar disebut istri cerdas & yang tersayang.

Setiap kali belanja kemanapun, saya pasti ngotot berusaha menawar dagangan dengan harga semurah mungkin. Diskon seribu dua ribu saya kejar, padahal energi yang dikeluarkan untuk tawar-menawar panjang bisa lebih dari itu. Tapi demi disayang suami, saya tetep ngotot. Tak jarang suami yang mengantar mulai tidak sabar & geleng-geleng kepala. Saya sih cuek saja, istri pelitnya ini selalu beralasan sama, kan biar hemat.

Suatu sore setelah lelah keliling pasar, di perjalanan menuju parkiran mobil seorang pedagang tanaman bunga yang berusia sepuh menawarkan dagangannya:

Pedagang: “Neng, beli neng dagangan bapak, bibit bunga mawar 5 pot cuma 25.000 per pot”
Tadinya saya cuek, tapi tiba-tiba teringat pekarangan mungil di rumah yang kosong, wah murah nih pikir saya, cuma 25.000/pot, tapi ah pasti bisa ditawar.
Saya: “Ah mahal banget pak 25.000, udah 10.000/pot,” dengan gaya cuek saya menawar sadis.
Pedagang: “Jangan neng, ini bibit bagus. Bapak jual udah murah, 15.000 aja gimana neng bapak udah sore mau pulang.”
Saya ragu sejenak, memang murah sih. Di toko, bibit bunga mawar paling tidak 45.000 harga 1 pot nya. Tapi bukan saya dong kalau tidak berjuang.
Saya: “Halah udah pak, 10.000 ribu aja 1 kalau gak dikasih ya gak apa-apa,” saya berlagak hendak pergi.
Pedagang: “Eh neng…,” dia ragu sejenak dan menghela nafas. “Ya sudah neng gak apa-apa 10.000, tapi neng ambil semuanya ya, bapak mau pulang udah sore.”
Saya: (Saya bersorak dalam hati. Yeee…menang) “Oke pak, jadi 50.000 ribu ya utk 5 pot. Bawain sekalian ya pak ke mobil saya, tuh yang di ujung parkiran.”

Saya pun melenggang pergi menyusul suami yang sudah duluan. Si bapak pedagang mengikuti di belakang. Sesampainya di parkiran, si bapak membantu menaruh pot-pot tadi ke dalam mobil, saya membayar 50.000 lalu si bapak tadi segera pergi. Lalu terjadilah percakapan berikut dengan suami,

Saya: “Bagus kan yang, aku dapet 5 pot bibit bunga mawar harga murah.”
Suami: “Oohh..berapa kamu bayar ?”
Saya: “50 ribu.”
Suami: “Hah…!!! Itu semua 5 pot ?” dia kaget
Saya: “Iya dong… hebat kan aku nawarnya ?
Tadi Dia nawarinnya 25.000 1 pot,” saya tersenyum lebar dan bangga.
Suami: “Gila kamu, sadis amat. Pokoknya aku gak mau tahu. Kamu susul itu si bapak sekarang, kamu bayar dia 125.000 tambah upah bawain ke mobil 25.000 lagi. Nih, kamu kejar kamu kasi dia 150.000 !” Suami membentak keras dan marah, saya kaget dan bingung.
Saya: “Tapi…kenapa..?”
Suami: Makin kencang ngomongnya, “Cepetan susul sana, tunggu apa lagi.”

Tidak ingin dibentak lagi, saya langsung turun dari mobil dan berlari mengejar si bapak tua. Saya lihat dia hendak naik angkot di pinggir jalan.
Saya: “Pak……tunggu pak…”
Pedagang: “Eh, neng kenapa ?”
Saya: “Pak, ini uang 150.000 pak dari suami saya katanya buat bapak, bapak terima ya, saya gak mau dibentak suami, saya takut.”
Pedagang: “Lho, neng kan tadi udah bayar 50.000,  bener kok uangnya,” si bapak keheranan.
Saya: “udah bapak terima aja. Ini dari suami saya. Katanya harga bunga bapak pantesnya dihargain segini,” sambil saya serahkan uang 150.000 ke tangannya.
Pedagang: Tiba-tiba menangis dan berkata, “Ya Allah neng…makasih banyak neng…ini jawaban do'a bapak sedari pagi, seharian dagangan bapak gak ada yang beli, yang noleh pun gak ada. Anak istri bapak lagi sakit di rumah gak ada uang buat berobat. Pas neng nawar bapak pikir gak apa-apa harga segitu asal ada uang buat beli beras aja buat makan. Ini bapak mau buru-buru pulang kasian mereka nunggu. Makasih ya neng…suami neng orang baik. Neng juga baik jadi istri nurut sama suami, Alhamdulillah ya Allah. Bapak pamit neng mau pulang…,”  dan si bapak pun berlalu.
Saya: (speechless dan kembali ke mobil).

Sepanjang perjalanan saya diam dan menangis, benar kata suami, tidak pantas menghargai jerih payah orang dengan harga semurah mungkin hanya karena kita pelit. Berapa banyak usaha si bapak sampai bibit itu siap dijual, tidak terpikirkan oleh saya. Sejak itu, saya berubah dan tak pernah lagi menawar sadis kepada pedagang kecil manapun. Percaya saja bahwa rejeki sudah diatur oleh Tuhan."

Semoga Bermanfaat

Sumber : EO PPA Pasuruan

Jumat, 01 Januari 2016

GJB (Gerakan Jumat Berkah) PPALC Cilacap

Assalammu'alaikum

Di awal 2016 ini Dharma mau share kegiatan GJB alias Gerakan Jumat Berkah yang selalu dilaksanakan oleh Alumni PPA se indonesia setiap hari JUMAT.

Kalo ada yang mau gabung dalam kontribusi buat umat silahkan, bisa hubungi dharma di FB "serizawa umbara" nanti dharma kasih nomer contact tiap Alumni PPA daerah masing-masing.

GJB 01-01-2016

#PPALC Cilacap

Alhamdulillah Gerakan Jumat Berkah PPALC Cilacap telah dilaksanakan mulai Pukul 12.30 dengan berbagi nasi box gratis ke sebagian jamaah shalat Jumat. Terima kasih kepada alumni PPA Cilacap yg telah berkontribusi.. Semoga Allah luaskan rizkinya untuk selalu Istiqomah berkontribusi untuk ummat


#PPALC Bali

#PPALC Solo

#PPALC Jogja

Salam Kontribusi PPALC se Indonesia


Kajian PPA # Jangkar

***Jangkar
‪#‎Kajian‬ PPA
Assalamu’alaikum wr.wb..
Subhanallah wabihamdihi 100x.
Banyak di hari ini orang-orang yang hatinya hampa. Hidupnya tanpa makna. Mata melihat namun terbatas pada yang nampak. Telinga mendengar namun tak dapat mendengar makna.
Hatinya sempit yang menyebabkan sedikit masalah saja sudah membuat hidupnya kacau dan putus asa. Badmood mendadak.
Terlalu sering melihat kedepan dan kebawahjarang menengadahkan wajah dan hati ke atas.. Seakan hidup hanya sebatas kotak ini saja, dan sampai disini saja.
Akarnya adalah karena ia tak tau darimana, sedang apa, dan hendak kemana. Seandainya tau pun, sekedarnya saja.
Bukan masalahnya yang besar, namun hatinya yang sedang sempit.
Sekarang pejamkan mata sejenak. Jangkarkan hatimu ke negeri akhirat dan Allah. Maka, kau akan mendapatkan spirit hidup dahsyat. Masalah mengecil, optimisme besar, kedamaian hati. Karna orang-orang langit ini tau hidup hanya sementara..